join

join with my Facebook : Cimot Initial D

Sabtu, 14 Mei 2011

Benteng Van Der Wijk.. Kebumen

Kota ini ternyata menyimpan bangunan bersejarah yang masih kokoh berdiri hingga saat ini sejak zaman Belanda dulu. Namanya Benteng Van Der Wijck. Benteng ini terletak di Kecamatan Gombong. Letaknya sekitar 25 kilometer ke arah barat dari alun-alun Kebumen. Benteng ini dibangun sejak tahun 1818. Pada waktu itu, benteng ini dipergunakan sebagai asrama tentara Belanda. Arsitektur benteng ini berliku-liku seperti bangunan benteng pada umumnya. Dengan tiga lantai yang bisa mengantarkan pengunjung menuju tempat tertinggi dari benteng ini, benteng ini tampak berdiri kokoh melingkari sepetak tanah yang ada. Bentuknya yang bersegi sepuluh ini pun memiliki hanya satu pintu utama dan beberapa pintu lainnya. Lantai satu dipergunakan sebagai ruang diorama dengan berbagai foto-foto lama dalam pigura yang dipajang di sana. Lantai dua dan lantai tiga dibiarkan begitu saja, masih asli tanpa ada apa-apa. Di dalam benteng, hanya terdapat beberapa bangku yang menempel di dinding benteng pada beberapa sudut. Pengunjung yang kelelahan pun bisa beristirahat di sana. Hanya dengan membayar Rp6.000,00 para pengunjung bisa menikmati bangunan bersejarah dan foto-foto yang dipajang di dalamnya ini.
Penampakan dalam Benteng Van Der Wijck
Sayangnya, benteng ini masih jauh dari kata terawat dengan baik. Taman bermain di sekitar benteng mengganggu proses konservasi benteng tua ini. “Dulu di tengah sini ada taman, pohon, dan bangku yang bisa dipakai untuk duduk. Sekarang sudah tak ada ya,” jelas Prima Yustitia, pengunjung Benteng Van Der Wijck yang berasal dari Kebumen. Tanah lapang di dalam benteng bahkan dipergunakan oleh kereta kelinci, salah satu permainan yang ada di taman bermain di luar benteng, untuk masuk dan berputar-putar di dalam benteng dengan suara mesin dan klakson yang memekakkan telinga. Tentu saja ini sangat mengganggu pengunjung di dalam benteng. Pada beberapa bagian di dalam benteng, terdapat genangan air bekas hujan yang dibiarkan begitu saja. Hal ini tentu membuat benteng itu cepat lapuk.
Salah satu sudut di dalam Benteng Van Der Wijck yang tergenang air hujan
Benteng yang sudah dimiliki oleh pihak swasta pada tahun 1998 dari TNI itu tentu diharapkan memberikan penghasilan lebih pada pemiliknya. Benteng Van Der Wijck sendiri dianggap tidak bisa memberikan keuntungan yang signifikan. Untuk itulah pemiliknya membangun taman rekreasi di sekitarnya. Namun, usaha pemasaran tersebut justru mengganggu proses konservasi gedung yang sudah berusia hampir dua abad ini. Perlu dipikirkan cara yang lebih baik untuk tetap memasarkannya dengan apik tanpa harus menghancurkan bangunan bersejarah tersebut. Peralihan fungsi benteng menjadi museum yang dikelola dengan baik dengan bantuan dari pemerintah dan lembaga swadaya lainnya bisa dicoba. Apalagi jika benteng ini bisa mendapatkan sponsor pendanaan untuk perawatan dan masuk dalam jajaran museum-museum yang dianjurkan untuk dikunjungi, seperti House of Sampoerna di Surabaya, Museum Batik Danarhadi di Surakarta, maupun Museum Bank Mandiri di Jakarta.

Pengunjung tempat wisata Benteng Van Der Wijck membeludak pada saat liburan tiba. Benteng ini bahkan memiliki kereta wisata di atasnya yang tentu saja bisa memiliki dampak buruk pada benteng tersebut.
Buat laporan kunjungan kelas 8 by Cimot Initial D.

1 komentar: